POV Wulandari Ibu menghela napas panjang, ia menatapku seperti tak tega. "Lebih baik, ikhlaskan saja Satria bersama istri barunya, Nduk, daripada kamu terus saja makan hati. Mau dipaksa bagaimanapun, Satria tidak akan pernah mencintaimu, Nduk." "Apa, Bu?" Aku menggeleng-geleng tak percaya. Ibu seperti bukan perempuan yang kukenal selama ini, yang selalu mendukung langkahku untuk tetap maju. Hari ini ibu terlihat berbeda. "Kenapa ibu ngomong gini keaku? Ibu kan tau aku dari dulu sangat mencintai Mas Satria, Bu. Aku sangat mencintainya sampai beberapa lelaki yang datang padaku selalu kutolak." Aku tak dapat menahan tangis. Pada akhirnya aku terisak kecil karena sedih dengan ucapan ibu. Ibu mengusap-usap bahuku dengan tatapan penuh sayang. "Wulan," kata ibu, tatapannya yang berkaca-kaca

