98

2531 Kata

POV Nina Putri menarik napas panjang dengan tatapan terus ke wajahku. "Enaknya ya jujur aja, Nin. Kalau menurutku, sih." Aku mengangguk. Aku juga inginnya begitu biar lega. Ya walau pada awalnya merasa tidak enak hati pada Zaki, tapi tentu saja jujur lebih baik. Aku memandang Putri. "Harusnya, kan? Tapi suami aku yang gak mau, Put. Bingung." Aku menghela napas. Om Satria pun bukan tanpa alasan memintaku agar tak mengatakan hubungan kami yang sebenarnya pada Zaki. Tunggu sampai ia lulus kuliah baru katakan. Putri mengusap bahuku pelan, tampaknya ia mengerti yang sedang kurasakan. Tentu saja tak mudah jujur. Tempe goreng telah matang, aku mengambil Bogor air mineral dari kulkas lalu membawanya ke sofa yang diikuti oleh Putri. Kuletakkan piring berisi tempe goreng ke meja lalu aku menja

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN