60

1377 Kata

Om Satria lagi-lagi tertawa. Aku cemberut. Ia menekan hidungku lalu melompat naik dan mengulurkan tangannya sambil tersenyum. "Ayo Sayang, Mas bantu." "Nyebelin!" "Ha ha ha." Ia tergelak sampai bahunya bergetar. Aku menerima uluran tangannya sambil cemberut dan ia pun menarikku kuat hingga aku menabrak tubuhnya dan ia memelukku. "Kenapa sih sayang cemberut terus?" Ia memperhatikanku diiringi senyum tipis. "Ya iyalah cemberut aku jadi basah gi-niii." Aku menatap ke tubuhku juga tubuhnya. Kami sama-sama basah kuyup. "Nanti mas mandikan ya, Sayang?" Ia malah mengerling menggodaku membuatku mendelik. "Mas benarkan ayunannya dulu, jadi kalau jatuh lagi kan sekalian kotor." "Iih." Aku manyun. Ya masa mempersiapkan diri untuk jatuh lagi. Benar-benar dia. Om Satria melangkah menuju ayunan

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN