POV Zaki "Za-kiii!" Teriak ibu saat melihatku berdiri di ambang pintu rumahnya. Aku tersenyum kecil melihatnya, walau senyum yang dipaksa ada di antara hati dan perasaanku yang sedang tak keruan raanya, sakit dan pedih. Perempuan cantik yang tengah menyapu lantai itu meletakkan sapunya begitu saja lalu ia melangkah cepat setengah berlari menuju ke arahku. Dipeluknya aku erat dan dia memandangku sambil terisak kecil. "Maafkan ibu, Nak, ibu tak ada maksud meninggalkanmu dulu," katanya di sela Isak tangis. Aku melepas pelukannya, memandang kesedihan yang terpancar di matanya yang penuh air mata. Ibu juga memandangku dengan wajah sedih. "Maafkan ibu. Kamu pasti sangat kesal pada ibu." Suaranya lirih nyaris tak terdengar. Ia tersengal. Tanganku terangkat lalu mengusap air mata di pipinya. "

