POV Nina Om Satria segera mengganti bajunya lalu kami bergandengan tangan menuju ruang tamu. Segera dikeluarkannya motor, lalu aku membonceng di belakangnya setelah menutup pintu. Suamiku mengemudi pelan, sesekali ia tersenyum memandangku dari spions. "Kenapa, sih, Mas?" tanyaku heran saat lagi-lagi ia tersenyum. Ia terlihat bahagia sekali. "Tidak papa, Sayang. Hanya saja, mas agak deg-degan." Aku mengerutkan kening. "Deg-degan kenapa?" "Biasanya mas, membonceng adik, perasaannya biasa saja. Sekarang rasanya beda karena adik sedang hamil. Mas harus hati-hati dan pelan mengendarainya takut nanti perut adik sakit." "Gitu?" "Iya." Ia meraih tanganku dan melingkarkan ke perutnya. Sepanjang jalan menuju KTM, ia menyanyi-nyanyi kecil dan aku menanggapinya dengan senyuman dan sesekali me

