93

1244 Kata

POV Nina "Sa-yaang, sudah matang." Aku menegakkan tubuh, tersenyum kecil pada suamiku yang berjalan mendekat membawa nampan berisi piring dan mangkuk. Om Satria duduk di sampingku, meletakkan nampan di meja lalu meraih piring berisi nasi dan menyiramnya dengan kuah bening. Aroma daun seledri dan bawang goreng semakin menguar sedap saat ia menciduk bayam yang tampak hijau itu. "Mas kira masih ada telur di dapur, ternyata tidak ada. Makan begini saja tidak papa, kan?" Aku mengangguk. "Gak papa kok, Mas. Gini aja udah enak. Apalagi dalam keadaan laper gini." Om Satria tersenyum, tangannya bergerak mengulurkan sendok ke udara. "Ayo mas suapi. Aaak?" "Aku jadi berasa seperti anak kecil sering banget disuapin mas." "Memangnya kenapa jika seperti anak kecil? Mau seperti anak kecil atau s

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN