“Cewek itu ... di-dia ngapain di sana?” gumam Vino, langkahnya terhenti begitu saja begitu melihat Rania sedang duduk di luar ruangan pasien yang jadi korban tabrakan Papanya. Terlihat Rania masih menangis tersedu-sedu sambil memeluk Nela. “Kenapa ini semua harus terjadi sama Ayah Ma? Rania gak bisa lihat Ayah sedih dan terpukul kalau tau kondisinya,” ucap Rania sambil terisak. “Kamu jangan mikir yang macam-macam, Ayah kamu pasti kuat,” jawab Nela menghapus air matanya Rania. “Pokoknya Rania harus menuntut penabrak Ayah, dia harus di penjara! Biar dia tau bagaimana rasanya menderita seperti Ayah gara-gara kelakuannya!” ucap Rania dengan amarah. ‘Apa? Jadi yang di tabrak sama Papa, itu Ayahnya cewek itu?! Tidak! Ini tidak mungkin!’ batin Vino sambil mengacak rambutnya merasa frustrasi.