Tiba-tiba pintu ruangan Jafar di tangani terbuka, keluar seorang dokter bersama beberapa orang perawat. Rania langsung menghampiri dokter tersebut. “Dok, bagaimana keadaan Ayah saya?” tanya Rania harap-harap cemas. Dokter menarik nafas dengan berat, “Alhamdulillah, beliau Ayah yang kuat, tapi -,” Dokter tersebut menjeda kalimatnya, merasa berat untuk mengatakannya. “Kenapa dengan Ayah saya Dokter?” tanya Rania. “Kaki Ayah Mbak harus di amputasi, karna terlindas dengan truk, kita tidak bisa mempertahankannya, karna semua jaringan di kakinya hancur, darah juga terus mengalir, jika kita tidak ambil tindakan dengan cepat, nyawanya akan terancam,” jawab Dokter tersebut. Rania kembali terduduk dengan lemas di atas kursi. “Mama sudah menandatangani persetujuan amputasi kaki Ayah kamu, karn