3

2003 Kata
      Sepulang sekolah kamar Raffa sudah ramai dengan teman-teman nya. Ngapain lagi kalau tidak membahas masalah seputar relationship dan yang pasti seputar cewek cantik. Ada Angga yang kini tengah tiduran di sofa dengan gitar di atasnya dan memetiknya asal. Bima, yang sedari tadi terus menempel pada Raffa karena ingin tau tips mendekati cewek dengan baik dan benar. Juga Arga dan Dastin yang sedang tiduran di atas ranjang sambil makan kuaci. "Raf cepetan gimana, tangan gue udah gatel nih pengen chat Amanda." Ucap Bima yang terus mendesak Raffa agar mau membantu nya. "Yaelah Bim cupu amat lo mau chat cewek aja bingung!" Ejek Dastin sambil melempari Bima dengan kulit kuaci. "Lu chat gini aja, Hay manda lagi apa? Udah makan? Jalan yuk? Terus tembak." Saran Arga yang langsung di tertawakan oleh semua. "Alay g****k! bukan nya mau dia malah ilfil sama gue." Sungut Bima kesal dengan manusia jail macam Arga Wicaksono. "Coba sini hp lu, ganggu orang seneng aja lo!" Raffa mengambil handpone yang di genggam di hp Bima, lalu mengetik kan sesuatu untuk Amanda. Setelah selesai ia mengembalikan handpone nya pada Bima kembali. "Nih trerusin sendiri, lo tuh kalau urusan cewek pinter dikit napa. Rumus matematika aja lo sikat, cuma masalah cewek aja bingung nya setengah mati " Cibir Raffa kesal. "Kalau emang udah yakin sama tuh cewek deketin terus perjuangin jangan cuma di liatin aja, kalau cuma di lihatin terus kapan ada kemajuan, yang ada tuh cewek diembat orang." Nasehat Angga yang berpikir sedikit waras dari yang lain. "Tapi buktinya gue selalu dikejar." Sahut Raffa dengan senyuma miring nya. "Udah beda lagi kalau lu mah, secara rayuan lo kan kelas kakap!" Jawab angga dengan suara malas. "Seenggak nya gue nggak pernah nikung temen lo ya," ucap nya dengan tertawa. "Iya in, back to topic, oke sekarang gini Bim kalau lo beneran sayang samperin, jangan buat dia terlalu lama nunggu kepastian. Jangan cuma baperin tapi juga deketin." "Gue udah deket sih Ngga tapi gue masih ragu." Ucap Bima. "Lha terus kalau udah deket ngapain lo masih nanya-nanya tips deketin cewek, nanya gimana mulai chat? basi lo!" Sahut Raffa kesal karena ketololan Bima yang sudah kronis. "Gue juga bingung sama diri gue sendiri, emang gue t***l banget kalau masalah cewek baru kali ini gue tertarik sama cewek bukan nya homo tapi gue belum nemuin yang pas dan bisa buat gue nyaman." Memang, selama ini Bima tidak pernah dekat dengan cewek di mata nya semua cewek tidak ada yang sepesial. Ia hanya ikut-ikutan teman nya saja menggoda cewek-cewek di sekolahnya. Angga menghembuskan nafas nya dan bangun dari tiduran nya. "Kalau dalam hati lu masih ragu mantepin dulu jangan buru-buru, jangan sampai lu nyesel di tengah jalan dan tinggalin cewek lu gitu aja." Angga berhenti sejenak dan melanjutkan lagi. "Masalah hati itu masalah serius, bukan untuk main-main." Raffa dan juga dia Dastin yang sedang sibuk dengan handpone nya langsung menjatuh kan handpone nya dan menatap Angga. "Gue kesindir Ngga." Ucap mereka bebarengan. "Eh Sory bukan nya gue mau nyindir kalian, gue cuma mau nasehatin tuh bocah." Jawab Angga tak enak hati, namun ia memang tidak bermaksud menyindir Raffa dengan Dastin yang sama-sama player. "Kalau gue sih, selama gue belum ngasih komitmen sama satu cewek gue bakal terus gini, gue nggak maksud mainin anak orang tapi mereka yang maksa gue buat mainin mereka." Jawab Raffa santay. "Mereka cuma pelarian lu!" Cetus Arga begitu saja. Raffa menoleh ke arah Arga yang sedang terlentang sambil menatap langit-langit kamar Raffa. "Maksud lu?" "Jujur lu masih nunggu Diandra balik kan?" Ucap Arga spontan. Raffa terdiam cukup lama, entah dia masih belum faham betul dengan hati nya. Memang betul selama ini masih terus menunggu kedatangan Diandra kembali, namun terkadang ia juga berfikir itu adalah sebuah kemustahilan dan sia-sia saja ia menunggu orang yang entah di mana keberadaan nya bagaimana kabar nya ia tidak tau itu sama sekali. Semenjak kejadian itu Diandra bagaikan tertelan bumi tak bisa di hubungi dan tidak diketahui kabar nya. Dalam hati nya, masih ada setitik harapan Diandra akan kembali pada nya entah itu kapan, yang pasti Raffa akan tetap menunggu nya. Kalau memang jodoh, sejauh apa pun jarak memisahkan mereka pasti akan di persatukan kembali meskipun dengan cara yang berbeda. Belajar dari kisah Nabi Adam dan Hawa yang di pisah kan oleh jarak beratus-ratus kilo dan waktu yang bertahun-tahun lama nya mereka di persatukan kembali karena takdir mereka adalah bersama, karena tuhan tidak prnah salah menuliskan takdir untuk umat nya. Arga melempari Raffa yang masih diam dengan kulit kuaci. "Bangke! Kaget gue." "Makanya jangan ngelamun mulu lu! Gimana? Lu masih nunggu cinta monyet lu?" Tanya Arga. "Iya kenapa? Gue yakin Diandra bakal balik ke gue karena dia takdir gue!" ucap Raffa yakin. "Yang nama nya takdir nggak ada yang tau Raf." Ucap Angga. "Tapi gue yakin, terserah apa kata kalian." Jawab Raffa tak mau ambil pusing. "Tapi kalau sampai Diandra nggak dateng buat lu, jangan sampai lu nyalahin takdir!" Pesan Angga. "Raff apa sih  alasan lu masih terus nunggu Diandra? Dia itu cuma cinta monyet lu doang cuma cinta-cintaan nya anak kecil tapi sampek lu gede masih lu tunggu?" Tanya Dastin heran dengan satu teman nya itu. Raffa mengambil handpone nya yang tergeletak di karpet dan memutar-mutarnya sambil matanya menerawang ke ayang-ayang. "Entah gue juga bingung Das, gue cuma nurut sama kata hati gue dan hati gue berkata kalau gue harus nunggu Diandra." Saat Dastin mau membuka mulutnya, pintu kamar Raffa terbuka lebar dan terpampang lah dua wanita centil kesayangan Raffa serta suara cempreng ala-ala Jessi dengan Chika. (Chika anak Jerry) "Haloo kakak-kakak ganteng." "Hai cantik." Jawab mereka serempak. Sudah menjadi kebiasaan Jessi dan Chika menggoda teman-teman kakak nya yang ganteng-ganteng semua. "Mana kak Ale kok nggak di ajak?" Tanya Dastin yang mulai tertarik dengan Ale. "Kak Ale lagi keluar sama temen-temen nya kak." Jawab Jessi. "Sini dek masuk tutup lagi pintu nya." pinta Raffa. Bukan nya risih mereka malah senang dengan kedatangan Jessi dan Juga Chika di sini. Meskipun umur mereka yang berbeda obrolan mereka masih nyambung. Godaan demi godaan mereka lontarkan, suara tawa pun tak pernah berhenti dari bibir mereka ada saja yang mereka tertawakan. "Jess pacaran sama kak Arga mau?"  Ucap Arga menggoda Jessi. "Nanti deh kak di pikirin dulu, soalnya antrian masih banyak." Jawab Jessi membuat mereka geleng-geleng kepala. "Sok laku lu dek, padahal satu ae gak punya." Ucap Raffa meremehkan. Chika yang mendengar ucapan Raffa tertawa kencang. "Dengerin tuhh, sok laku lu." Ucap Chika. "Eh neng emang situ laku?" Ucap Jessi tak terima. "Kalau gue mah barang mahal, jadi nggak sembarang orang bisa milikin gue." Ucap Chika yang langsung mendapat sorakan dari mereka. "Ini nih yang gue cari, nggak murahan." Ucap Angga. "Eh kak sekarang apa-apa mahal nggak ada yang murahan, garam aja yang dulu paling murah sekarang mahal." Ucap Jessi. "Tau dari mana lu dek? Lu suka liatin nota belanjanya mama?" tanya Raffa. Jessi berdecak dan merubah gaya nya sok. "Yaiyalah gue tau semua harga dapur, secara lah gue calon istri idaman." Ucap nya dengan nada yang sengaja di buat-buat. "Lu masih bayi juga mikir nya udah jauh banget, mau nikah muda lu?" ucap Raffa sambil sesikit menoyor kepala Jessi. "Iya lah biar kayak mama sama papa. Gue udah bosen di sini yuk Chik cabutt." Ajak Jessi. "Cap cuss!" "Dasar bocah alay." sindir Raffa. "Yaudah kakak ganteng inces Jessi sama Chika mau balik ke kayangan dulu ya, kak Arga kalau kangen sama Jessi nanti sebut nama Jessi tiga kali terus liat foto Jessi di hp kakak pasti kangen nya ilang oke." Ucap Jessi sambil mengedipkan sebelah mata nya. "Siap cantik." Jawab Arga juga dengan mengedip kan sebelah matanya genit. "Kak Dastin entar malem vidio call yak." Chika pun juga tak mau kalah dengan Jessi. "Siap tuan putri." Jawab Dastin tak kalah genit. "Yaudah bye kakak-kakak ganteng." Ucap mereka setelah itu keluar dari kamar Raffa. Raffa mengusap wajah nya. "Mimpi apa gue punya adek gitu banget, masih smp kelas 1 aja udah kayak gitu, apa lagi entar." Raffa menupuk jidat nya. "Biasalah Kids Jaman Now." Ucap Angga sambil tertawa. ❤❤❤      Saat jam istirahat Raffa hanya duduk-duduk di kursi panjang depan kelas nya bersama Dastin saja karena malas berdesakan di kantin. Sedangkan Bima, Arga, dan Juga Angga tengah berada di kantin. "Raf gue udah bosen sama Jeni." Ucap Dastin sambil memain kan handpone nya. "Terus sekarang lu mau sama siapa?" Tanya Raffa. Raffa dan juga Dastin tak jauh berbeda, sama-sama player beda nya kalau Dastin langsung jadi pacarnya namun tak sampai sebulan sudah bosen buang. Kalau Raffa dekat dengan banyak wanita namun tak ada status di antara mereka. Namun Raffa memperlakukan mereka semua seperti pacar nya sendiri. "Cariin cewek dong udah habis nih stok gue." Dastin menyecroll kontak line nya dari atas sampai bawah yang rata-rata perempuan dan sudah pernah ia dekati semuanya.     "Lu mau siapa? Sintia? Nova? Rosa? Elsa? Tinggal milih gue udah nggak tertarik." Raffa menyebutkan semua koleksi wanita cantik nya. "Kalau Sintia terlalu agresif nggak suka gue, Rosa? Body nya oke juga tapi masih montok si Nova sih, tapi kalau soal wajah bening si Elsa sih gue juga suka gaya nya." Dastin mulai menilai cewek-cewek yang di sebutkan Raffa tadi. "Yaudah nih lu ambil semua nya aja lah, tapi si Elsa masih suka ganjen jijik gue." Sudah menjadi hal yang biasa bagi mereka operan cewek seperti ini karena mereka tidak akan serius dengan satu cewek sebelum waktu nya. "Yaudah Raf gue mau ke kelas nya Cici dulu, lu nggak mau ketemu sama Marisa?" Tanya Dastin. "Yaudah yuk, bosen gue di sini." Setelah itu mereka berjalan menuju kelas cewek mereka yang tak jauh dari sini. Sesampainya di sana Raffa dan Dastin menuju tempat cewek nya masing-masing. "Hai sayang." Sapa Raffa pada Marisa yang sedang menikmati roti bakar di tangan nya. "Hai, tumben kesini?" Jawab Marisa. "Kangen kamu." Jawab nya dengan suara manja mmbuat Marisa gemas dan mencubit kedua pipi Raffa. Sebenarna Raffa termasuk tipe cowok yang manis dan terlihat penyayang, namun ia begitu tak hanya dengan satu cewek namun dengan banyak cewek. Prinsip nya yaitu 'selagi masih bisa kenapa enggak?' "Tadi pagi kan udah ketemu sayang." Ucap Marisa sambil menyodorkan roti bakar yang baru ia ambil dari kotak bekal nya. "Suapin." Pinta nya manja. "Dasar manja." Cibir Marisa sambil menyodorkan roti tersebut dindepan mulut Raffa. "Yang." Panggil Marisa. "Hmm?" "Nanti jalan yuk?" "Nggak bisa yang, nanti aku ada acara sama keluarga." Dan itu hanya alasan Raffa saja padahal ia akan jalan dengan Cindy gebetan sebelah. "Yaudah nanti aku keluar sama Nindy ya." izin nya. "Iya sayang, maaf ya." "Mau lagi?" Tawar Marisa sambil memberikan satu roti bakar lagi. "Enggak aku mau ke kelas dulu." "Yahh, kok buru-buru banget sih." Ucap Marisa sedikit kecewa. "Kan masih bisa ketemu lagi sayang, yaudah see you." Ucap Raffa. "See you too." Raffa pun berjalan meninggalkan bangku Marisa dan berjalan keluar kelas. Saat ia baru saja keluar tiba-tiba ada yang menggandeng tangan nya. Ia menoleh ke arah samping ternyata Elsa. "Ngapain lo! Lepas." Ucap Raffa sambil berusaha melepelas tangan Elsa yang sudah melingkar di lengan nya. "Nggak! Sebelum kamu jadiin aku pacar kamu." Ucap nya memelas. Raffa tertawa meremehkan. "Lu? Mau jadi pacar gue? Nggak akan, Tipe gue yang nggak murahan yang pasti seperti berlian yang nggak bisa dimiliki siapa aja." Ucap nya lembut namun terasa begitu tajam menusuk ulu hati. Elsa menghempaskan lengan Raffa kasar. "Terus apa kabar lu yang punya banyak cewek? Apa itu nggak di sebut murahan?" Ucap nya tak terima. "Terus apa masalah nya kalau gue punya banyak cewek? Toh mereka bukan pacar gue semua, gue bisa aja setia sama satu cewek tapi waktu nya aja yang belum pas!" Elsa terdiam mendengar jawaban Raffa, ada benarnya juga ucapan nya namun dengan sikap Raffa yang hanya bisa menyakiti semua perasaan perempuan membuat nya terlihat sangat b******n. Raffa pun melanjutkan jalan nya dan tak memperdulikan Elsa lagi, sudah biasa bagi nya menghadapi mantan gebetan nya tak bisa move on dari nya . Sebenarnya ia tau bahwa yang ia lakukan ini sangat lah salah, perasaan bukan untuk main-main, namun ia masih ingin bermain-main dahulu sebelum ia bisa setia dengan satu wanita kelak. ❤❤❤
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN