59

445 Kata

       Sesampainya Raffa di rumah, berondongan pertanyaan tertuju pada Raffa. Meskipun saat ini dirinya sudah gugup setengah mampus, namun, sebisa mungkin dirinya harus tampak santai menanggapi semua pertanyaan. Terutama dari papanya. "Papa nggak ngajarin kamu buat jadi jagoan!" Terlihat dari wajahnya yang datar, Briyan tampak menahan amarah pada Raffa. "Maaf, Pa, kemarin aku harus hadapin preman-preman yang mau ambil tas ibu-ibu." Raffa tau, alasannya sangat tidak masuk akal. Namun, dirinya harus terus bersikap tenang agar tak ada kecurigaan. "Parah kamu tuh Fa! Lain kali jangan sampai berantem, sini mama obati dulu." Mamanya memang the best, ia bisa terhindar dari tatapan maut Papanya. "Sebentar Ma. Papa tau dia bohong!" Jantung Raffa kembali berpacu dengan kuat. Sepertinya Papanya

Cerita bagus bermula dari sini

Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN