Malam ini Raffa masih lontang lantung dijalan. Untuk saat ini ia benar-benar tak bisa berfikir jernih lagi fikirannya masih kalut dan terus berjalan tanpa tau arah. Ingin rasanya ia teriak sekeras-kerasnya untuk mengeluarkan sakit yang terpendam didalam hatinya. Disini ia tak memiliki siapa-siapa hanya ada teman-teman nya. Ia baru mengingat bahwa saat ini tempat yang paling dekat dengan posisinya adalah apartemen Daffa. Ia segera melangkahkan kakinya yang sudah sangat pegal kesana. Dalam hatinya ia juga berharap Daffa tengah berada disana karena ia tidak membawa handphone untuk sekedar menghubungi nya. Saat ini dirinya sudah berada didepan pintu apartemen Daffa. Berkali-kali ia memencet bell namun tak kunjung ada respon. Saat dirinya akan membalikkan badan untuk kembali m