Ara hanya diam dalam pikirannya sendiri, ia tak mengira Saska berbuat hingga sejauh itu. Ia kini dalam perjalanan pulang setelah pulang dari kantor polisi. Untuk apa? Tentu saja melihat kedua orang wanita yang telah menyebar gosip murahan tentangnya. Ia melirik Saska dan pria itu masih terlihat mengeluarkan aura dingin. Memijit kecil kepalanya, ia kembali teringat apa yang terjadi beberapa jam yang lalu. "Maaf, maafkan kami, maaf." Kedua wanita itu terus saja mengucap kata maaf di depan Ara. Saska tak man-main dan benar-benar membawa keduanya ke kantor polisi atas tuduhan pencemaran nama baik. Ara tak mengerti, ia sama sekali tak mengenal keduanya. Tapi ia ingat dengan suara mereka, suara yang dulu juga membicarakannya di toilet dan menjulukinya DaRat. "Apa aku punya salah? Jika aku mem