Tak! Ken meletakkan ponselnya kembali ke atas meja tak ada niat sedikitpun mengangkat panggilan. Ia terlalu malas mengangkat panggilan dari nomor tak dikenal. Sebelumnya ia mengangkat panggilan dari nomor Aurora semata karena Zio mengirim pesan bahwa itu dirinya, dan sekarang Zio sudah di rumah, jadi tak ada alasan baginya untuk mengangkat panggilan itu. Ken kembali merebahkan diri, menarik selimut sampai batas leher dan mencoba memejamkan mata untuk beristirahat. Jika ia terus terjaga, ia tak akan bisa memikirkan rasa kesalnya pada Aurora. Sementara di tempat Aurora sendiri, ia hanya bisa menatap layar ponselnya dalam diam. Ia telah selesai membersihkan diri dan mencoba menghubungi Ken. Tapi seperti dugaannya, Ken sama sekali tak mengangkat panggilan. “Apa sudah tidur?” gumamnya seray