“Kai … lihat Ayah … kemari, boy … Ayo … Ambil bebek kuning ini. Ayo Kael … kemari … peluk Ayah…” Galen bertepuk tangan dengan antusias melihat progres berjalan Kai dan Kael yang semakin baik setiap harinya. Keduanya kini mulai bisa melangkah lebih banyak, sekitar delapan hingga sepuluh langkah lalu kemudian jatuh dan dilanjutkan dengan merangkak sambil berceloteh tidak jelas. Padahal, seingat Galen, rasanya baru kemarin sang istri mengatakan jika Double K baru saja memulai langkah pertama mereka. “Kak, salad buahnya.” Lova datang dari arah dapur dan ikut duduk lesehan di samping Galen sambil menyerahkan kudapan sore pada suaminya yang baru saja pulang dari kantor itu. Galen menerimanya dengan senang hati, namun tatapan kedua orang yang telah menjadi orang tua itu fokus pada kedu