“Ada sesuatu yang kamu butuhkan?” Itu suara yang mengawali obrolan mereka di meja makan setelah beberapa saat lalu hanya ada suara denting garpu dan sendok. Lova mendongak untuk melihat Galen, terdiam untuk beberapa saat,jika bisa ditulis, sangat banyak yang dia butuhkan untuk hidupnya yang tidak pernah terasa tenang. Sejak perasaannya kepada Galen kembali terlihat jelas dan dia pun mengakuinya, maksudnya tidak lagi denial dari dia sendiri. Semua kenangan manis bersama pria itu juga mencuat kuat, membuatnya menginginkan kembali kasih sayang yang pernah hadir di antara mereka. Bukan hanya tentang dicintai Galen, dia butuh sekali kehidupan yang tenang, yang hatinya tidak dipenuhi beban dan rasa bersalah, yang tidak dipenuhi prasangka akan apa yang orang-orang lakukan karena mengangga