“Aku nggak mau.” Setelah tangis Cita reda, ia akhirnya kembali bisa bersuara dengan tenang. Pertemuannya dengan Arya kali ini, sungguh menguras emosi yang tidak pernah Cita sangka sebelumnya. “Aku nggak mau kita baikan.” Arya yang masih berlutut di hadapan Cita, langsung tertunduk. Menarik napas panjang dan masih memikirkan cara agar gadis itu mau kembali padanya. “Kenapa?” tanya Arya kembali menatap Cita. “Kenapa kamu nggak mau ngasih aku kesempatan? Aku sudah berkali-kali jelasin, nggak ada apa-apa antara aku sama Almira. Dia cuma klien dan kami nggak pernah melakukan apa-apa. Semua itu salah paham.” “Klien yang nelpon lewat tengah malam?” Cita tersenyum miring dan melepas satu tawa. “Klien yang bisa buat kamu senyum dan ketawa? Klien yang sudah bisa ngerubah hari-harimu yang membosan

