82. Sepercik Ingatan

2158 Kata

Aku terbangun ketika kurasakan tanganku panas terkena sinar matahari. Aku langsung menariknya dan menyembunyikannya di dalam selimut tipis yang kugunakan. “Hmh!” Aku tersentak begitu mendengar gumaman lirih di belakangku. Selanjutnya, ada tangan yang mengusap-usap perutku pelan. Tangan besar yang sejak tadi memang sudah ada di sana. “Udah bangun belum, Vin?” suara serak itu membuatku agak merinding. Aku sengaja diam, tak langsung menyahut. “Vin?” “U-udah.” Pelukan di belakangku mengerat, membuatku menarik selimut sampai hidung. Aku mendadak malu kalau ingat apa yang terjadi semalam. Malu, tetapi aku bahagia. Saat ini, aku dan Mas Alan sedang tiduran berdua di sofa dekat jendela besar. Setelah bangun dan mandi subuh tadi, kami memutuskan untuk lanjut tidur di sini. “Balik badan, Vin

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN