Back to Vina’s POV
Pagi-pagi aku sudah muntah-muntah tidak karuan. Kepala pening, badan lemas, juga keringat dingin di mana-mana.
Aku kaget karena tiba-tiba Sisil sudah ada di apartemenku. Namun, aku terlalu pusing untuk mencerna apa saja yang terjadi semalam. Ingatanku masih sekelebat. Aku belum ada tenaga untuk mengingat semuanya. Kepalaku sakit. Badanku juga.
“Masih mual, Vin?” Sisil mengurut tengkukku pelan. Ini sudah ketiga kalinya aku bolak-balik kamar mandi untuk muntah. Sampai-sampai, tidak ada lagi yang harus kumuntahkan kecuali air.
“Masih. Perutku kaya diaduk-aduk, Sil.”
Setelah selesai muntah, Sisil menuntunku kembali ke kamar. Aku langsung merebahkan badan di atas ranjang. Aku merasa bingung dengan semuanya. Ingatan-ingatan tentang semalam masih tumpang tindih tak karu
