"Bohong! Dokter pasti bohong kan?" teriak Fariz ia langsung bergegas masuk kedalam ruangan bahkan orang-orang disana belum sempat menghalangi Fariz. Fariz masuk berjalan perlahan menatap Nakyta yang masih setia terbaring di ranjangnya. Kali ini mata bulat itu terpejam lagi bahkan Fariz belum sempat menjenguknya tadi saat mata itu sempat terbuka. Tangan Fariz terulur menggenggam tangan Nakyta. Tubuhnya meluruh, bersimpuh di lantai dengan tangan Nakyta yang ditempelkan ke keningnya "Bangun Ky .... Bangun! Jangan kayak gini. Semuanya bohong kan, kamu cuman sakit biasa aja ya. Pliss Ky ... Plis maafin aku, aku nyesel sumpah. Aku nggak tau kayak gini, maafin aku Ky ... Bangun Ky bangun! Aku mohon jangan kayak gini. Aku nyesel aku bener-bener nyesel" Fariz menangis sambil memoho