Brakkk Pintu terbuka secara kasar berbenturan dengan tembok hingga menimbulkan bunyi berdegum yang keras. Fariz menyeret Nakyta masuk kedalam kamarnya dengan sekali hentakan tubuh mungil tersebut berbenturan dengan keras pada tembok. Belakang kepala Nakyta terbentur tembok membuat Nakyta terpekik menahan sakit serta pusing disaat bersamaan. Nafas Fariz memburu, menatap tajam Nakyta dengan tangan yang mencekik leher Nakyta Nafas Nakyta tersendat namun tidak berusaha melepaskan tangan Fariz yang mencekiknya. Ia tau penyebab Fariz yang seperti sekarang ini dan ia menyadari kesalahannya kali ini. Mata Nakyta berair dengan wajah memerah karena kurangnya pasokan oksigen dalam tubuhnya. "Kamu mau ninggalin aku heum? Asal kamu tau ... Aku nggak akan pernah lepasin kamu sampe kapan