Nakyta terbangun ketika mimpi yang selama ini ia takutkan datang lagi. Nafasnya memburu seperti habis lari marathon dengan wajah serta tubuh yang penuh dengan keringat. Matanya berkaca bahkan setetes air mata jatuh membasahi pipinya. Dengan cepat tangan Nakyta menghapus air mata itu lalu menengok sisi tempat tidur dimana adiknya Nakyra masih tidur terlelap sambil memeluk boneka yang ia beri ketika ia lulus ujian kemarin. Matanya menatap jam yang menempel di dinding kamar yang menunjukkan pukul empat pagi. Nakyta bergegas bangun untuk mengambil wudhu. Langkahnya terhenti ketika matanya melihat secarik kertas yang berada diselipan buku diatas meja, diambilnya kertas itu. Nakyta membaca seluruh isi surat tersebut dan menaruhnya kembali diatas meja disamping tumpukan buku. Nakyta mero