Kala sudah tidak punya pilihan selain menelepon Inneke untuk datang ke restoran itu juga. Ia memaki pun percuma karena hanya akan memperkeruh suasana. Dalam hatinya sejak tadi ingin sekali memeluk Dina namun wanita itu terang-terangan menghindari dirinya dengan mengobrol bersama Xabiru selebihnya Dina hanya diam saja. Tiba-tiba saja Kala merasa takut sendiri. Bukan takut akan kehadiran Inneke, melainkan takut akan respon Dina setelah ini. Entah bagaimana nasibnya, ia akan menerima konsekuensinya asal bisa dimaafkan. Di ujung meja lain Xabiru tak henti menyeringai dengan wajah menunduk memandang ponsel. Pria itu menahan tawa karena melihat wajah Kala yang memerah. Jelas saja pria itu pasti ketar-ketir sendiri dengan jawaban Inneke. Sebenernya kasihan, tapi kan juga lucu melihat wajah ju