Sepulang dari kantor, Kala menemani Dina pergi ke rumah Ibunya. Pria itu sama sekali tidak keberatan meski harus masuk ke dalam gang-gang sempit perumahan petak yang dihuni oleh keluarga kecil itu. Motor Kala hanya bisa sampai di depan rumah salah satu warga sebelum akhirnya masuk ke jalan yang lebih kecil. Dina memimpin jalan terlebih dulu sambil sesekali melirik Kala yang membawa dua kresek berisi sembako dan jajanan untuk Akbar. "Sini aku bantuin, Mas." Dina berusaha meraih satu kresek yang dibawa Kala. "Nggak usah. Buat apa juga aku ikut kalau cuma diem." Kala menjauhkan tangannya. "Mana rumah kamu?" tanyanya kemudian. "Itu udah kelihatan. Yang cat kuning." Dina menunjukkan rumahnya yang di depannya ada beberapa baju yang digantung. Sepertinya itu laundry-an Ibunya karena wanita it