Rivaldi masuk ke dalam rumah, setelah Masni, asisten rumah tangga membukakan pintu. "Ibu, dan Echa mana?" "Bu Fatma ke rumah sakit, tapi non Echa ada di kamarnya." Rivaldi menaiki anak tangga, untuk menuju kamar putri sulungnya. Diketuk daun pintu kamar Echa dengan perlahan. Dipanggil nama putrinya. Daun pintu terbuka, Echa muncul di ambang pintu dengan mata bengkak, dan wajah sembab. "Papah.... " "Papah ingin bicara dengan kamu, Papah tunggu di bawah," Rivaldi memutar tubuhnya, lalu meninggalkan depan pintu kamar putrinya, tanpa menunggu Echa bicara. Echa menatap punggung Rivaldi, dua bulir air mata menitik di pipinya, langsung ia seka dengan jemarinya. Echa lalu melangkah mengikuti Papahnya, pria yang sudah sekian bulan tidak lagi tinggal bersama mereka. Mereka duduk di so