37. Keputusan Mengejutkan

1118 Kata

Aku mondar-mandir dengan perasaan tidak karuan menunggu Pak Razan yang hampir satu jam bicara dengan Ayah di halaman belakang. Aku ingin sekali ikut, tetapi ibu terus melarangku. Tadi, sejak Pak Razan datang, dia hanya diajak basa-basi sejenak dan langsung diajak Ayah ke halaman belakang. Pak Razan tampak tenang, tetapi aku justru sebaliknya. “Duduk lho, Dell,” Ibu lagi-lagi menarik tanganku. Beliau mungkin tak tahan melihatku yang dari tadi terus saja mondar-mandir seperti setrikaan. “Bu, bener lho, ya, kalau Pak Razan bisa yakinin Ayah, aku enggak mau nikah sama Mas Abi.” Aku duduk, lalu meraup kedua tangan Ibu. Ibu tersenyum, memperlihatkan kerutan wajah, tanda kalau beliau ini memang sudah tidak muda lagi. “Sebenarnya kalau boleh Ibu jujur, melihat kamu nangis malam itu, Ibu ju

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN