“Della?” “Ardella?” “Mbak Dellaaaaaaa!” Aku terlonjak kaget ketika mendengar teriakan itu. Bahkan karena saking kagetnya, aku langsung berdiri. “Apa? Apa? Siapa yang manggil aku?” Aku celingukan dengan detak jantung yang berdegup sangat kencang “Mbak Della dipanggil Bang Gani, tuh!” ucap Juni sambil menunjuk Bang Gani dengan dagu. “Ngelamun terus dari tadi, sampai enggak denger Bang Gani panggil berkali-kali.” “Maaf, maaf. Manggil aku, Bang?” “Iya, dari tadi. Tapi enggak jadi.” “Loh kenapa?” “Enggak papa Dell, nanti kamu tahu sendiri.” Bang Gani menjawab dengan ekspresi sok misterius. “Ya udah.” Aku kembali duduk, lalu mataku kembali fokus pada ruangan yang pintunya tertutup rapat. Sudah tiga hari ini, pemilik ruangan itu tidak ada kabar sama sekali. Memang salahku, dengan