“Kalau kamu butuh sesuatu jangan sungkan untuk memanggilku, Nia. Kita tinggal di satu atap yang sama hanya beda lantai saja.” Ucap Randi, saat hendak pergi. “Kita perbaiki semuanya mulai dari saat ini. Semua yang telah rusak sebelumnya, bagaimana?” Kania menatap ragu. “Perlahan saja, tidak terburu-buru.” Lanjut Randi. Kania yang sebelumnya selalu mengibarkan bendera perang, kini luluh dengan sendirinya. “Baiklah. Tapi,” “Aku tahu, kamu butuh waktu untuk mencerna semuanya, apalagi kita kembali bersama dalam waktu yang sangat terburu-buru bahkan karena insiden tidak sengaja.” Randi menggaruk belakang kepala. “Tapi, kita masih bisa memperbaikinya, kan?” “Aku tidak bisa memastikan, hanya saja aku akan kembali mencobanya.” Randi tersenyum dan menganggukkan kepalanya. “Baiklah, sel