Kania terkejut saat melihat Randi berdiri tepat di depan pintu rumahnya. Saat membuka pintu hendak berangkat ke kantor, Nia langsung bertemu lelaki itu. “Berangkat bersama.” Lelaki itu tersenyum ke arahnya. Rasanya sedikit aneh saat harus bersama seseorang ke kantor, dimana sudah menjadi kebiasaannya berangkat seorang diri. “Tapi,” “Kita mulai membiasakan diri dengan hal-hal kecil, seperti berangkat bekerja bersama. Ayo.” Ajak Randi. Kania tidak bisa menolak, apalagi saat Randi mengulurkan tangannya untuk mengambil kunci mobil dari Nia. “Mobilku ada di bengkel, nggak apa-apa kan pakai punyamu dulu?” “Iya. Pakai saja.” Nia duduk di bangku penumpang sementara Randi mengambil alih kemudi. “Nanti sore aku jemput,” “Nggak usah, aku bisa pulang sendiri.” “Nggak Nia, aku akan menye