“Bagaimana kondisi Dias?” Tyas datang kurang dari setengah jam, setelah Kalila menghubunginya. “Masih demam, sudah di kompres.” Tyas segera menuju sofa dimana Dias berada. “Tolong panaskan ini, obat herbal. Dia cocok minum obat ini sejak dulu, tinggal di panaskan saja.” Tyas memberikan paper bag berisi ramuan herbal dan Kalila pun langsung membawanya ke dapur untuk dihangatkan. “Yas,” panggil Tyas dengan satu tangan mengusap keningnya. Dias hanya menggumam pelan, jawabannya tidak jelas didengar. “Amira,” rintihnya lagi. Saat menyadari adiknya memanggil nama wanita lain, Tyas segera memukul lengannya. “Kampret!” Tyas pun tidak hanya memukul tapi juga mencubit tangan Dias sampai lelaki itu membuka matanya karena sakit. “Aku sakit, Kak. Malah di tambahin.” Keluhnya sambil mengu