Pertemuan yang dinantikan Kalila akhirnya tiba. Kalila datang sendiri, sementara Dias datang bersama Amira. Posisi yang selalu tertukar. Kalila tidak lagi mempermasalahkan hal-hal kecil seperti itu, yang jika dikumpulkan akan semakin membesar dan menggunung yang mungkin siap meledak kapan saja. Untuk saat ini Kalila masih menempatkan dirinya dalam mode mengerti. Meski entah untuk apa. Setidaknya Kalila masih berusaha memberikan Dias kesempatan untuk menjelaskan apa yang terjadi, terutama hubungannya dan Amira. “Kal, ini Amira.” Ucap Dias, saat mereka berada disatu meja yang sama. Posisinya sedikit berubah, karena Dias menggeser duduknya tepat disanping Kalila. “Amy, ini Kalila. Istriku.” Dias juga memperkenalkan Kalila. Tangan Kalila menjulur lebih dulu dan disambut oleh ulurang tan