“Apa maksudmu?” Tanya Kalila saat mendapati Dias menatapnya tajam. Kondisinya jadi terbalik. Bukankah Kalila yang seharusnya marah? “Kamu menghabiskan waktu dengan lelaki itu sepanjang hari untuk mencari tahu sesuatu yang sebenarnya bisa kamu ketahui dariku?” Tatapan mata lelaki itu sangat tajam, seperti ujung pedang yang siap menghunus jantung Kalila. Sayangnya hati Kalila sudah terlanjur sakit oleh kenyataan pahit yang baru saja diketahuinya. “Benar.” Jawab Kalila tidak mau kalah. “Aku menghabiskan sepanjang hariku dengannya untuk mencari informasi tentangmu. Tentang semua kebohonganmu!” Kalila mengepalkan kedua tangannya, mungkin memang sudah saat nya untuk mengungkap semuanya. “Apa kamu menikahiku hanya karena uang?” Pertanyaan yang selama ini Kalila pendam akhirnya terlontar j