“Kami pulang dulu, Bubu.” Tepat pukul sepuluh malam Kalila dan Dias pun memutuskan untuk pulang. “Hati-hati.” Balas Venus, memeluk Kalila seolah enggan membiarkan anak kesayangannya. “Sering-seringlah jenguk Bubu kamu, Kal. Dia kalau kangen, merajuknya bukan main.” Regan merangkul pundak Venus. “Mogok makanlah, diam-diam nangis lah.” Lanjutnya. “Aku akan sering-sering jenguk kalian berdua.” Kalila tidak bisa menjanjikannya tapi setidaknya membuat mereka senang terlebih dulu. “Kami juga sangat ingin cucu,” balas Regan yang langsung mendapat cubitan keras dari istrinya. “Kami nggak memaksa atau meminta kalian buru-buru. Karena kesiapan mental dan kesanggupan kalian adalah hal paling utama. Jangan dengarkan omongan papi kamu, Kal.” Venus tidak mau membebani Kalila dengan keinginan Re