Venus menatap sendu ke arah putrinya yang setiap harinya hanya menghabiskan waktu d dalam kamar. Kamar berukuran besar lengkap dengan televisi yang tidak kalah besarnya, bahkan desain interior kamar tersebut didesain khusus untuk membuatnya nyaman, tidak lantas membuat Kalila melebarkan senyumnya. Jikapun harus tersenyum, Venus hanya mampu melihat senyum tipis yang nyaris tidak terlihat. Wajahnya masih pucat seperti hari-hari kemarin, kondisinya pun masih belum mengalami banyak perubahan. Kalila sakit. “Sayang, buahnya nggak dimakan. Kalau udah nggak dingin, jadi nggak enak loh.” Venus setiap harinya menemani Kalila, memastikan putrinya dalam keadaan baik meskipun tidak terlihat baik. “Aku masih kenyang, Bubu.” Kalila menoleh dan segera menutup buku kecil di tangannya seolah Venus dika