96. Dewa

1077 Kata

Suara elektrokardiograf adalah satu-satunya bunyi yang bergema di ruangan yang didominasi warna putih. Selain suara helaan nafasnya yang terdengar semakin berat, Dias hanya menunduk menatap lantai dengan tatapan kosong. Dua hari berlalu pasca kejadian naas itu, tapi Kalila belum juga membuka kedua matanya. Dias menggeser kursinya mendekat, mengambil satu tangan Kalila yang terbebas dari jarum infus. “Kalau aja hari itu aku nggak bersikeras ninggalin kamu, mungkin semua ini nggak akan terjadi.” Dias mengeratkan genggaman tangannya, dimana penyesalan itu semakin kuat menggerogoti hatinya. “Kal,” bisik Dias, ie mendekatkan wajahnya ke telinga Kalila. “Bangun, yuk.” Dias mengecup pelipis Kalila dimana kulit wajah wanita itu terasa dingin. “Buah hati kita udah lahir, dia menangis menc

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN