97. Wanita paling beruntung

1187 Kata

Kay menyodorkan sepiring nasi beserta lauk pauknya ke hadapan Dias. Lelaki itu menatap ke arah piring dan Kay secara bergantian. “Habiskan!” Ucapan bernada perintah itu ditujukan untuknya. Dias menghela lemah. “Porsi kuli,” gumamnya sambil menoleh ke arah Kania yang juga ada disitu satu meja yang sama dengannya. Ketiganya tengah berada di kantin, untuk menikmati makan malam yang sudah terlewat. Kania memesan soto, Kay dengan satu porsi rujak, sementara Dias dengan nasi ayam lada hitamnya yang sudah dipesankan Kay terlebih dulu. Selera makannya hilang, bahkan nyaris tidak ada. Tapi Dias mulai merasakan efek samping tidak makan yang sengaja dilewatkannya kemarin. Tubuhnya bergetar badan lambungnya mulai perih. “Kalila pasti baik-baik aja.” Ucap Kay. Dias menggumam pelan,”Gue harap b

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN