86. Kembali ke Jakarta

1102 Kata

“Kita akan pulang,” ajak Dias. “Tapi,” Kalila ragu, apalagi ia belum bicara lagi dengan sang ayah setelah Dias datang menemuinya. Jangankan menanyakan kabar, membalas pesan dari Kalila saja tidak. Regan terkesan mengabaikan kalila. “Semuanya akan baik-baik saja, Kal. Kita harus menghadapi Papih kamu bersama. Aku yakin dia sudah membuka pintu hatinya untukku.” Dias paham bagaimana kekhawatiran yang dirasakan istrinya itu. “Dia nggak balas pesan aku,” Kalila memegang erat ponselnya dimana lima menit lalu pesan yang dikirimnya tidak juga dibalas. Jangankan di balas, dibaca saja tidak. Yang lebih menyedihkan, Kalila tidak hanya mengirim pesan Lika menit lalu, tapi juga satu jam lalu, bahkan jam-jam lainnya. Regan tidak kunjung membalasnya. “Nggak biasanya dia kayak gitu,” Kalila sedih. B

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN