21. Salah pilih korban

1104 Kata

“Mau aku antar berangkat kerja?” Tanya Dias, sesaat setelah keduanya sarapan bersama. “Nggak ke kantor?” Dengan penampilan ala rumahan, jelas terlihat Dias tidak akan berangkat ke kantor seperti biasanya. “Cuti, mau nyenengin istri dulu.” Senyumnya seolah mengisyaratkan bahwa ia sedang baik-baik saja, tapi tidak dengan Kalila. “Ibu nelpon kemarin.” “Mau apa?” Ekspedisi Dias terlihat terkejut, tapi ia segera menutupinya dengan senyum. Sepertinya senyum adalah senjata andalan Dias untuk mengekspresikan segala yang terjadi pada dirinya. “Nanya kabar kamu aja.” Balas Kalila. “Aku bilang kamu baik-baik aja, karena aku nggak tau ternyata kenyataannya nggak.” “Siapa yang bilang aku nggak baik-baik aja, sayang.” Dias mengusap lembut wajah Kalila. “Aku baik, ko.” “Tapi kamu nggak kerj

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN