“Nia,” Sambut Kalila, saat melihat Kania, adiknya datang. Kalila selalu merasa senang saat bertemu Kania. “Mau pesan apa? Makan berat atau makanan ringan?” Tawar Kalila. “Makan berat, aku lapar.” Kalila menganggukan kepalanya dan segera memanggil salah satu pelayan. “Buatkan kami dua makanan, aku sudah pesan sama Irman tadi.” “Baik, Mbak Kal.” Pelayan itu lantas pergi, meninggalkan Kalila dan Kania yang duduk di salah satu meja di dekat jendela. Hujan rintik-rintik membuat kaca berembun, tapi tidak mengurangi keindahan pemandangan sore hari. Sebelum menemui Kania, Kalila terlebih dulu mengirim pesan pada Dias agar tidak menjemputnya. Kalila pun menceritakan alasannya agar Dias tidak merasa penasaran dengan alasan keterlambatannya. “Kita makan dulu,” Sebelum pada inti pembicar