“Kal,”
Randi ngotot ingin bertemu Kalila, meski sudah beberapa kali Kalila menolaknya. Tapi sepertinya lelaki itu masih keras kepala seperti dulu, ia nekat menerobos masuk kedalam ruang kerja Kalila.
“Oke. Kita bicara di luar saja, aku nggak pernah izinin orang lain masuk ke ruang kerjaku.” Kalila mengalah, akhirnya ia pun mengajak Randi untuk bicara di luar ruangan, lebih tepatnya di salah satu meja restoran yang letaknya sangat terbuka hingga semua orang bisa melihat dengan jelas. Kalila memilih tempat tersebut dengan tujuan menghindari fitnah atau salah paham yang mungkin sewaktu-waktu akan terjadi lagi.
“Ada apa?” Tanya Kalila saat keduanya duduk berseberangan.
“Kamu masih marah?” Tanya Randi.
Rekan kerja Randi yang mayoritas semuanya berprofesi sebagai dokter sudah pergi ter
