Mumu geser, Che-Che mengikuti. Mumu jalan, wanita berambut panjang lurus warna hitam itu juga akan mengikuti. Dan ketika Mumu lari, wanita berkulit bersih itu akan menangis—tangis yang benar-benar pecah disertai isak yang terdengar sangat nelangsa. Di depan kantor polisi, Rafael sampai bingung melihatnya. Ingin tertawa, tapi kasihan juga pada Mumu. “Ya sudah, Mas. Ayo tolong antar Che-Che ke rumah sakit. Saya sudah menghubungi pihak keluarganya, kok. Mereka pasti sudah ada di sana dan menunggu Che-Che seperti biasa,” bujuk petugas berseragam khusus warna putih itu. Ia masih ngos-ngosan bersama peluh yang tak kunjung berhenti mengalir menyaksikan kehebohan Che-Che yang tak hentinya menangisi Mumu. “Pak Gede!” teriak Mumu karena Che-Che kembali memeluknya sangat erat. Kali ini Rafael tak