Xinxin melangkah berat meninggalkan ruang keluarga keberadaannya. Jadi, yang tersisa kini hanya penyesalan? Penyesalanku benar-benar terlambat dan andai pun aku tetap di sini, aku benar-benar tidak memiliki harga diri? “Lho, katanya ada yang ulang tahun, kok sepi? Aku yang telat, apa memang acaranya enggak jadi?” Rasa bingung sekaligus penasaran seorang Mumu langsung menepi digantikan dengan keterkejutan hanya karena pemuda itu mendapati seorang Xinxin berderai air mata. Xinxin tampak sangat tak berdaya dan menatapnya dengan sangat memohon. “Firasatku mendadak ambyar melebihi wujudku. Pasti ada sesuatu ini. Ampun deh aku enggak mau kena masalah.” Mumu memilih pergi dan bermaksud menaiki anak tangga ke lantai atas. Paling tidak ia ingin menemui Ray, menanyakan apa yang sebenarnya terjadi