Episode 74 : Sebuah Kebebasan

1953 Kata

“Mulai sekarang, tolong lepaskan Dhidy. Dhidy manusia biasa, Dhidy berduka karena ditinggal suaminya. Dhidy seorang wanita yang tak seharusnya Anda perlakukan seperti tawanan perang bahkan sampai Anda jadikan sapi perah.” Chen masih menyimpan kedua tangannya di kedua saku sisi celana levis panjang warna hitam berbentuk pensil yang dikenakan. “Tak usah bertanya kata siapa, apalagi sampai berpikir kemudian menyalahkan Dhidy telah bercerita dusta tentang Anda. Yang namanya bangkai bila disembunyikan saja bisa tercium, apalagi bangkai yang sengaja Anda umbar? Lebih jelasnya, Anda sudah terbiasa memperlakukan Dhidy dengan kasar sampai-sampai, tetangga yang menyaksikannya merasa geram, tetangga di sekitar Anda tinggal, benar-benar tidak tahan. Mereka beberapa kali nyaris melaporkan perbuatan An

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN