“Kamu benar-benar mau pindah?” tanya Pak Mulya sesaat setelah membuka pintu kamar yang selama tiga tahun terakhir Dhidy tempati.
Dhidy yang tengah mengeluarkan pakaiannya dari lemari di dekat tempat tidur dan memindahkannya pada ransel di sebelahnya, langsung bergidik. Sejak kapan pak Mulya pulang? Bukankah tadi saat Dhidy pamit setelah pulang kerja, pak Mulya masih menjaga sang istri di rumah sakit dan tidak ada tanda pak Mulya apalagi sang istri, pulang?
Dhidy berangsur meletakan setumpuk pakaian yang ia ambil, pada ransel di sebelah kaki kanannya. Ia menoleh, balik badan dan seutuhnya menatap pak Mulya, sang ayah mertua.
Sambil buru-buru menutup pintu kamar Dhidy, Pak Mulya yang segera melangkah mendekati Dhidy, berkata, “Jangan pergi, di sini saja.”
Bukannya merasa bahagia karena
