Tak beda dengan pengungsi, setelah bermalam di ruang tamu, Christopher dan Nanay juga menunaikan salat subuh di sana sesaat setelah mengambil air wudu di kamar mandi yang ada di pos satpam karena hingga detik ini, pintu ruang tamu kebersamaan mereka masih dikunci dari dalam. Setelah membiarkan tangan kanannya disalami dengan sangat takzim oleh Nanay menggunakan kedua tangan, Christopher berangsur membingkai wajah Nanay menggunakan kedua tangannya. Kenyataan tersebut membuat Nanay langsung agak mendongak hanya untuk menatap wajah khususnya kedua mata Christopher. Kedua mata sipit di hadapannya menatapnya dengan tatapan sangat dalam. “Ukhty, ... Ukhty harus selalu sehat,” lirih Christopher sambil mengangguk memohon. Nanay langsung mengerutkan dahi sekaligus bibirnya. “Koko apa-apaan, sih?