“Mas, teman-temanku butuh bukti kalau kita sudah menikah. Mas ikut ke ruang kerjaku, ya?” ucap Dhidy. “Memangnya aku mau dikasih apa kalau ikut ke ruang kerjamu?” balas Chen serius. Dhidy refleks menghela napas. “Nanti Mas sekalian ambil laporan dan susunan rencana pengajuan kerja sama dengan perusahaan Pak Rean, biar aku enggak harus antar ke Mas. Demi menjaga hubungan Nanay dan Chris, proyek dengan perusahaan pak Rean kan kita yang ambil. Mas enggak lupa, kan?” Chen yang menyimak dengan serius pun berkata, “Nyaris lupa kalau kamu enggak ingetin. Besok, kan, kita meeting bareng Rean? Di kafe hotel kan acaranya?” Sambil mengulas senyum, Dhidy mengangguk pelan, menatap sang suami yang tingginya nyaris sejajar dengannya, penuh cinta. “Dhi,” “Iya, Mas?” “Kamu enggak heboh pengin punya