“Hahaha ....” Mendengar tawa bahagia itu dan terdengar sangat nyata sekaligus dekat, Pansy yang baru saja panik karena Mumu mendadak memutuskan sambungan telepon mereka, refleks terpejam. Raga mendapati Mumu sudah memakai seragam khusus hanya untuk masuk ke ruang rawat Raga. Pemuda berkulit hitam mutlak itu melangkah mendekat kepadanya sambil terus tertawa. Bisa dipastikan, telepon Mumu pada Pansy beberapa saat lalu, juga Mumu lakukan di depan ruang rawat. “Sy, sumpah si Nurdin gila banget! Mungkin di matanya wajah aku wajah tukang ojek, makanya aku masuk ke Veanso Hotel berjam-jam saja tetap ditungguin. Aku pikir kan dia udah coid enggak akan ngejar aku lagi, eh masih. Awalnya aku cuek, seolah kami enggak ada urusan karena memang enggak ada urusan, kan. Eh pas di tengah jalan, motor oj