“Bagaimana?” Bubu sampai menahan napas karena terlalu mengkhawatirkan Edelwais. Sudah sore dan sepanjang hari ini setelah harus meninggalkan Edelwais hanya bersama Sunny, Bubu begitu sibuk menagih kabar perkembangan kesehatan Edelwais. Baik yang melalui pesan, atau bertanya secara langsung melalui telepon layaknya sekarang. Awal ditanya, siang tadi Edelwais mengaku mendingan. Namun setelah itu, Edelwais mengatakan kembali merasa meriang. Selanjutnya ketika Bubu kembali menghubungi, Edelwais bilang sudah agak mendingan. “Aku di mobil, Mas. Mau ke rumah sakit saja. Soalnya di tangan sama kaki banyak bentol merah, takut DBD.” Balasan dari Edelwais barusan dan terdengar makin lesu sekaligus lemas, mendadak membuat Bubu kebas. Bubu refleks berangsur duduk di tempat duduk di ruang kerjanya.