22

1866 Kata

POV Ilana Di layar HP terlihat, beralih ke panggilan vidio. Aku menghela napas panjang dan dalam karena emosi, lalu dengan sekuat tenaga mematikan panggilan telepon Bang Rivan. Biarkan saja ia kesal karena panggilannya kumatikan. Dari dulu, ia paling tak suka jika ditelepon tiba-tiba dimatikan secara sepihak. Jadi aku bisa membayangkan betapa jengkelnya dia sekarang ini. Aku kembali menarik napas panjang mencoba mengusir emosi yang belum juga reda. Bisa-bisanya menuduhku berzina, seenaknya sendiri bicara. Dadaku masih saja panas. Ocehan Bang Rivan barusan benar-benar memengaruhi moodku. Kutarik napas panjang, buang. Tarik napas lagi, buang lagi. Begitu terus sampai aku merasa agak sedikit tenang. HP-ku kembali berdering. Di layar HP tertera, Mantan suami disertai fotonya yang memelukku

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN