POV Rifani + Ilana "Sudah jadi. Ini, Mas, tehnya. Aku letakkan di meja atau di mana?" Mbak Ila menoleh menatap Mas Adam. "Biarkan di situ saja, Sayang. Kalau sudah dingin Mas minum." "Iya. Yaudah aku masak dulu buat sarapan, Mas." Mbak Ila membalikkan badan kemudian meraih wadah kecil di rak piring dan duduk di dekatku, meraih pisau kecil di meja lalu mengupas bawang putih dengan cekatakan. Sementara Mas Adam terus memperhatikan Mbak Ila dari tempatnya berdiri. "Sini, Mas. Kenapa berdiri di situ?" Mbak Ila memandang suaminya. Mantan suamiku itu tersenyum, ia meraih cangkir tehnya lalu berjalan kemari. "Baiklah, ini Mas datang, Sayang." Ia menggeser kursi di dekatku, duduk agak menyamping dengan sedikit membelakangiku. Melihat sikapnya yang seperti ini jantungku seperti dicubit keras.