POV Ilana "Aku gak ngerti maksud Abang," kataku menatapnya kebingungan. Ia menunjuk cepat ke arah suamiku, yang menatapnya semakin keheranan. "Suamimu, dari tadi perasaan mengikutimu terus apa dia tidak bosan? Menunggui kamu dari kamu mau membuat wedang jahe sampai kamu selesai membuatnya dan sekarang kamu ke kamar ibu pun dia membuntutimu. Seolah Abang akan mengambilmu saja. Heran." Dia menggelengkan kepala, lalu dan lagi. Mas Adam mengedikkan bahu. Senyum kecil terbit di bibirnya. "Saya heran kenapa kamu marah-marah. Kamu berhak marah jika saya mengikuti istrimu ke mana pun dia pergi. Nah persoalannya, saya mengikuti istri saya sendiri jadi hak-hak saya. Iya kan sayangku?" Sambil Mas Adam mendekat lalu merangkulku. "Dan, kan sudah saya bilang tadi bahwa saya ingin terus didekat Lana